3 Target Utama Pencurian Identitas Kartu Kredit

Finley Susanto

Sekarang ini banyak cara yang dapat dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk mendapat keuntungan salah satunya adalah dengan pencurian identitas kartu kredit. Cara yang mereka lakukan dalam pencurian identitas kartu kredit (biasa juga disebut sebagai identity theft) pun berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi dan siapa pun dapat menjadi korbannya. Di Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memproses 108 kasus penipuan kartu kredit dan yang paling mendominasi adalah pembobolan data kartu kredit dan salah pencatatan. Berikut adalah empat korban yang dijadikan target utama pencurian kartu kredit:

Umur 18 – 24 Tahun

Orang – orang yang berumur 18 – 24 tahun banyak dijadikan korban target pencurian identitas  kartu kredit. Biasanya, orang berumur 18 – 24 tahun baru menggunakan kartu kredit dan belum paham cara menggunakan kartu kredit dengan aman. Terlebih, orang – orang tersebut lebih sering menggunakan kartu kredit dibanding dengan orang yang lebih tua. Terkadang juga banyak anak muda yang ceroboh dan mengunggah foto kartu kredit atau saat mereka sedang bertransaksi ke media sosial. Sebaiknya, Anda juga tidak mengunggah data personal seperti KTP dan SIM ke media sosial. Jika tidak berhati – hati, bisa jadi banyak data pribadi yang terlihat dan dimanfaatkan pihak yang tidak bertanggungjawab untuk membobol kartu kredit dan Anda akan dijadikan sebagai korban pencurian identitas kartu kredit. Menggunakan smartphone untuk belanja online juga dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan identitas pribadi dapat dicuri apalagi jika menggunakan jaringan Wi-Fi di tempat umum.

Pengusaha Berpenghasilan Tinggi

Kasus pencurian identitas ini biasanya juga terjadi pada para pengusaha berpenghasilan tinggi. Hal pengusaha berpenghasilan tinggi bisa menjadi target dalam pencurian identitas kartu kredit.jpgtersebut dikarenakan biasanya kejahatan kartu kredit dengan target pengusaha memberikan keuntungan lebih tinggi. Selain itu, pengusaha sering menggunakan kartu kredit secara teratur. Pola tersebut kemudian dibaca oleh pencuri identitas kartu kredit dan dicari datanya. Orang – orang ini juga mempunyai banyak kartu kredit di banyak bank yang membuat pencuri identitas kartu kredit lebih mudah untuk menemukan data. Tidak ketinggalan, biasanya pengusaha berpenghasilan tinggi juga tidak terlalu memperhatikan setiap transaksi yang dilakukannya. Hal ini mengakibatkan pada saat tagihan keluar, para pengusaha seperti ini pun tidak menyadari bahwa ada beberapa transaksi yang tidak seharusnya ditagihkan pada kartu kreditnya.

PIN Kartu Kredit yang Lemah

pin kartu kredit yang lemah rentan menjadi korban pencurian identitas kartu kredit.jpgKata sandi (password / PIN) digunakan untuk melindungi data Anda sehingga tidak mudah digunakan orang yang tidak bertanggung jawab. PIN kartu kredit yang lemah seperti urutan angka 123456 atau tanggal lahir Anda menjadi sasaran empuk pencuri, umumnya pencurian data ini terjadi dalam bentuk pencurian identitas kartu kredit. Perlu diingat untuk tidak menggunakan tanggal lahir Anda atau pun keluarga Anda sebagai PIN karena hal tersebut mudah diretas oleh pencuri sehingga Anda berpotensi menjadi korban pencurian identitas kartu kredit. Buatlah PIN yang tidak mudah ditebak karena akan membuat kartu kredit Anda lebih sulit untuk diretas.

Menjaga keamanan kartu serta kerahasiaan data kartu kredit memang penting dilakukan. Hal ini dapat melindungi Anda dari berbagai modus penipuan yang marak terjadi. Tidak hanya itu, Anda juga harus memiliki sikap waspada dengan berbagai modus penipuan lainnya. Penipuan yang berujung merugikan ini juga bisa dalam bentuk modus penipuan phishing, dengan mengirimkan email dari pihak yang tidak bertanggungjawab. Intinya, tetap berwaspada agar terhindar dari modus penipuan yang dapat merugikan Anda, ya!

Baca juga: Wajib Tahu! Ini Cara Terhindar dari Kasus Pencurian Data Kartu Kredit

Referensi: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20161114120838-78-172491/sejak-2014-ojk-tindak-tegas-108-kasus-kejahatan-perbankan/

amalan international merupakan perusahaan manajemen utang berbasis teknologi pertama di Indonesia yang tercatat di OJK. amalan bekerja untuk peminjam dan bekerja sama mencari solusi terbaik dan terjangkau dengan pemberi pinjaman. Program manajemen utang amalan memanfaatkan teknologi dan data yang sah agar klien amalan bisa keluar dari jerat utang dengan lebih cepat, membayar bunga dan penalti yang lebih rendah. Selain program manajemen utang, amalan juga memiliki solusi refinancing yang mengganti utang lama yang memberatkan menjadi utang baru yang lebih ringan. Kantor amalan indonesia didirikan di Jakarta pada tahun 2015 dan telah berhasil membangun tim yang terdiri dari ahli restrukturisasi dan ahli IT dengan pengalaman puluhan tahun. Sejak Juli 2016, amalan indonesia menjadi perusahaan pertama di Asia yang mendapatkan akreditasi dari International Association of Professional Debt Arbitrators (IAPDA).

Daftar Sekarang