Ajarkan Anak Mengelola Keuangan dengan 6 Cara Ini

Finley Susanto

Saat mulai mengatur ulang keuangan rumah tangga, ada baiknya untuk melibatkan tanggungjawab seluruh anggota keluarga, termasuk di antaranya adalah anak-anak. Tentu saja mereka tidak memiliki kewajiban untuk meningkatkan pendapatkan keluarga, namun Anda bisa melibatkan anak-anak dalam mengelola uang jajan mereka sehari-hari. Hal seperti ini sudah harus ditanamkan sejak dini, agar sang buah hati menjadi lebih bertanggungjawab menggunakan uang, dan membantu keluarga agar tidak boros. Berikut adalah enam cara yang bisa Anda lakukan dalam mengajarkan anak mengelola keuangan.

Ajarkan Anak tentang Perbedaan Keinginan dan Kebutuhan 

mengajarkan anak mengelola keuangan: ajarkan perbedaan keinginan dan kebutuhan.jpegSaat akan mulai mengajarkan anak mengelola keuangan, mulailah dengan memberikan pemahaman tentang perbedaan antara keinginan dan kebutuhan. Dari sini anak bisa mulai diajarkan bagaimana cara memprioritaskan barang yang hendak dibeli. Cobalah ajak anak berdiskusi, bagaimana jika seandainya keluarga Anda menghabiskan seluruh uang untuk membeli mainan kesukaannya, namun dampaknya tidak ada lagi sisa uang untuk membeli makanan. Apakah mereka akan tetap memilih mainan tersebut atau lebih memilih mengalokasikan kepada makanan? Jelaskan juga apa saja masing-masing dampaknya.

Berikan juga pertanyaan kasus lainnya, bagaimana jika uang keluarga dihabiskan untuk selalu membeli makanan cepat saji yang menjadi kesukaan mereka, namun tanpa memakan makanan bernutrisi seperti buah dan sayur-sayuran. Perlukah membeli makanan cepat saji, minum bersoda, atau sebenarnya sayur dan air mineral saja sudah cukup? Pertanyaan-pertanyaan sejenis ini dapat membantu anak untuk berpikir kritis dan lebih memahami perbedaan keduanya.

Berikan Uang Jajan Mingguan dan Biarkan Anak Mengelolanya Sendiri

Untuk memberikan tanggung jawab yang lebih besar, Anda bisa memulai mengaplikasikan cara mengelola keuangan sejak usia Sekolah Dasar. Berikan uang jajan mingguan untuk anak, dan biarkan ia mengatur keuangannya sendiri. Saat memberikan tanggung jawab yang besar, jangan lupa untuk mengajarkan anak merencanakan pengeluarannya terlebih dulu. Ajarkan untuk membelanjakan uang dengan bijak, sesuai dengan konsep keinginan dan kebutuhan.

Tentu saja, untuk membantu anak dalam menghemat Anda juga bisa menyertakan bekal setiap ia ke sekolah, jadi Anda juga bisa menekan pengeluaran uang jajan anak menjadi lebih kecil karena ia tidak perlu jajan setiap hari. Naikkan nominal uang jajan setiap tahun, untuk memudahkan dalam mengatur periode, Anda bisa menaikkan uang jajan setiap tahun ajaran baru dimulai atau setiap hari ulang tahun anak tiba. 

Ajarkan Anak Menabung

mengajarkan anak mengelola keuangan: menabung.jpegJika anak sudah memiliki pemahaman yang cukup baik tentang keinginan dan kebutuhan, biasanya akan ada uang yang tersisa dalam jumlah banyak. Di saat ini, mulai ajarkan anak untuk menabung. Anda bisa memberikan anak sebuah celengan untuk menabung uang dalam nominal kecil. Di sisi lain, ada bisa mengajak anak untuk membuka sebuah rekening tabungan di bank. Hal ini akan memberikan anak rasa bangga karena sudah dipercaya untuk mengelola uang dalam jumlah yang lebih besar. Tidak lupa, berikan informasi terkini tentang uang yang mereka kumpulkan, dan tanyakan juga untuk apa alokasi uang yang mereka ditabung. Bantu mereka untuk membuat alokasi dana yang lebih bijak agar tidak melakukan pemborosan setelah memiliki uang dalam jumlah banyak. 

Di sisi lain, menabung juga bisa mengajarkan anak untuk lebih bersabar, bahwa tidak semua benda yang mereka inginkan bisa langsung didapatkan secara instan. Didik mereka bahwa seringkali mereka harus menunggu sampai uang terkumpul, atau bahkan melakukan kerja keras agar barang yang diinginkan bisa terbeli. Tidak lupa, beri tahu mereka bahwa jika memang semua barang memang benar-benar diperlukan, maka memang layak ditunggu. 

Berikan Uang Jajan Tambahan Setiap Mereka Membantu

Berikan anak kesempatan untuk mendulang uang lebih setiap mereka melakukan aktivitas yang membantu. Misalnya, saat ini anak Anda ingin membeli mainan kesukaannya. Lihat lagi apakah anak Anda sudah cukup bertanggungjawab dalam mengelola uang, lalu putuskan apakah ia layak atau tidak untuk diberikan uang tambahan agar bisa membeli mainan baru. Jika memang sudah mengelola keuangan dengan cukup bertanggungjawab, tanyakan berapa jumlah uang yang mereka miliki saat ini, dan kira-kira berapa lama waktu yang diperlukan untuk membeli barang tersebut. Anggap saja mainan yang dibeli seharga Rp200.000,- dan saat ini ia sudah memiliki Rp50.000,- Berarti mereka mereka masih membutuhkan Rp150.000,- lagi, bantu mereka dengan mengatur target selama tiga minggu. Berikan Rp50.000,- setiap minggunya setelah mereka berhasil membantu Anda dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, misalnya mencabut rumput, mencuci piring setelah makan malam, merapikan kamar, dll. 

Hati-hati saat akan membangun sistem ini, jangan sampai pola pikir anak jadi berubah dan berpikir bahwa setiap kali membantu mereka layak untuk mendapatkan hadiah. Untuk menghindarinya, lakukan sistem seperti ini sesekali saja.

Libatkan Anak Saat Anda dan Keluarga Sedang Berbelanja

Saat akan mengajarkan anak cara mengelola uang, biarkan mereka benar-benar terlibat secara langsung dalam praktik. Salah satu contoh aktivitas yang bisa Anda lakukan adalah dengan membiarkan mereka berpartisipasi saat belanja bulanan ke supermarket. Ajarkan anak bahwa memangkas pengeluaran bisa dilakukan dari hal yang paling sederhana. Biarkan mereka ikut melakukan perbandingan harga dan kualitas. Misalnya, saat akan membeli gula pasir, berikan edukasi bahwa tidak ada salahnya menggunakan merk supermarket dibanding harus membeli merk dagang yang sudah terkenal di media, sebab kualitas biasanya tidak jauh berbeda namun harga yang didapatkan bisa lebih murah. Biarkan anak lebih sering terlibat dalam pembelanjaan barang, agar mereka tahu persis bagaimana praktik mengelola uang dengan lebih hemat. 

Sebelum Mengajarkan Anak Mengelola Keuangan, Benahi Cara Anda Terlebih Dahulu

Bukan rahasia lagi, bahwa anak-anak biasanya selalu mencontoh apa yang dilakukan oleh orangtuanya. Mak dari itu, cara terbaik adalah menjadi contoh yang baik bagi anak Anda. Jangan terlalu sering berbelanja, apalagi mudah tergiur dengan diskon. Semakin tinggi frekuensi belanja yang Anda lakukan, maka bisa berdampak pada pola pikir si buah hati. Ia akan melihat bahwa berbelanja sering-sering adalah hal lumrah, yang penting bisa mendapatkan barang yang kita inginkan. Kurangi kebiasaan buruk seperti ini, karena tidak ada gunanya mengajarkan teori kepada anak jika pada praktiknya Anda sendiri yang sering boros. 

amalan international merupakan perusahaan manajemen utang berbasis teknologi pertama di Indonesia yang tercatat di OJK. amalan bekerja untuk peminjam dan bekerja sama mencari solusi terbaik dan terjangkau dengan pemberi pinjaman. Program manajemen utang amalan memanfaatkan teknologi dan data yang sah agar klien amalan bisa keluar dari jerat utang dengan lebih cepat, membayar bunga dan penalti yang lebih rendah. Selain program manajemen utang, amalan juga memiliki solusi refinancing yang mengganti utang lama yang memberatkan menjadi utang baru yang lebih ringan. Kantor amalan indonesia didirikan di Jakarta pada tahun 2015 dan telah berhasil membangun tim yang terdiri dari ahli restrukturisasi dan ahli IT dengan pengalaman puluhan tahun. Sejak Juli 2016, amalan indonesia menjadi perusahaan pertama di Asia yang mendapatkan akreditasi dari International Association of Professional Debt Arbitrators (IAPDA).

Daftar Sekarang