Coronavirus: Belanja dengan Bijak dan Hindari Panic Buying

Intan Syafira

Meningkatnya jumlah kasus dan penyebaran Coronavirus dalam beberapa minggu ke belakang mendorong masyarakat untuk mulai melakukan usaha pencegahan dan antisipasi dalam menghadapi penyebaran virus ini. Kekhawatiran pun semakin bertambah dengan timbulnya isu lockdown di beberapa daerah terinfeksi. Rasa panik dan khawatir akibat Corona Virus tersebut mendorong banyak orang untuk melakukan panic buying dengan memborong beragam kebutuhan harian di toko-toko setempat. Namun, apakah perilaku ini baik-baik saja untuk dilakukan? Apakah panic buying dapat berpengaruh buruk? Yuk, simak informasi lengkapnya!

Apa itu Panic Buying?

Panic buying adalah sebuah situasi dimana orang-orang membeli sejumlah komoditas atau produk tertentu dalam jumlah besar yang diakibatkan oleh rasa takut akan kenaikan harga atau kekurangan stok dalam waktu dekat. Perilaku ini kerap muncul sebagai bentuk persiapan menghadapi bencana atau wabah, sehingga orang-orang berasumsi bahwa akan sulit bagi mereka untuk membeli dan mendapatkan kebutuhan mereka. Jenis-jenis produk yang disasar dapat bervariasi, namun biasanya berkisar pada kebutuhan sehari-hari seperti makanan dan produk kebersihan. Individu yang tengah berada dalam situasi panik ini kurang memperhatikan harga dan juga seberapa banyak yang benar-benar dibutuhkan ketika ia berbelanja.

Pengaruh Buruk dari Panic Buying

Membeli barang dalam jumlah banyak di saat yang bersamaan dapat menyebabkan stok barang mendadak menipis hingga menjadi langka untuk periode waktu tertentu. Hal ini tentunya dapat langsung berdampak buruk bagi sesama pembeli lainnya karena tidak membeli barang yang dibutuhkannya akibat stok yang menipis. Selain itu, berkurangnya stok barang secara tiba-tiba dapat menyebabkan ketersediaan barang menjadi langka sehingga kemungkinan besar akan menaikkan harga barang tersebut.

Seringkali terdapat oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang malah mencari keuntungan pribadi dalam situasi seperti ini. Mereka melakukan penimbunan barang dengan membeli produk dalam jumlah banyak dan menjualnya dengan harga lebih tinggi ketika produk mulai sulit untuk didapatkan. Hal macam ini juga tentunya akan merugikan banyak orang yang membutuhkan barang tersebut tetapi harus merogoh kocek lebih dalam hingga dapat berpengaruh buruk pada kondisi keuangannya.

Jadilah Pembeli yang Bijak

Closeup of clients hand giving ID card to dentist in clinic

Walau melakukan persiapan dalam situasi genting memang perlu dilakukan, melakukannya secara berlebihan bukanlah hal yang baik. Sebagai pembeli barang, pemerintah menghimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam melakukan belanja untuk menjaga ketersediaan barang tetap stabil dan dapat dinikmati oleh orang banyak. Ketika salah seorang individu melakukan panic buying pada satu jenis barang, maka itu akan mengurangi kesempatan individu lain untuk dapat membeli dan menggunakan barang tersebut.

Menghadapi wabah Coronavirus tentunya harus dilakukan dengan kerjasama, termasuk dengan menjadi pembeli yang bijak. Cobalah untuk berbelanja kebutuhan seperti yang biasa Anda lakukan, tidak perlu dalam jumlah besar.

Dengan berbelanja dengan bijak, Anda tidak hanya membantu masyarakat lain, tetapi juga mencegah pengeluaran Anda membengkak secara tiba-tiba. Hal terakhir yang Anda butuhkan di tengah bencana dan wabah adalah masalah keuangan dan utang menumpuk. Jika Anda kesulitan menangani masalah utang kartu kredit dan KTA, Anda dapat mengikuti program manajemen utnag amalan untuk mendapatkan keringanan pelunasan. Klik tombol di bawah untuk dapatkan sesi konsultasi gratis dengan tim kami.

amalan international merupakan perusahaan manajemen utang berbasis teknologi pertama di Indonesia yang tercatat di OJK. amalan bekerja untuk peminjam dan bekerja sama mencari solusi terbaik dan terjangkau dengan pemberi pinjaman. Program manajemen utang amalan memanfaatkan teknologi dan data yang sah agar klien amalan bisa keluar dari jerat utang dengan lebih cepat, membayar bunga dan penalti yang lebih rendah. Selain program manajemen utang, amalan juga memiliki solusi refinancing yang mengganti utang lama yang memberatkan menjadi utang baru yang lebih ringan. Kantor amalan indonesia didirikan di Jakarta pada tahun 2015 dan telah berhasil membangun tim yang terdiri dari ahli restrukturisasi dan ahli IT dengan pengalaman puluhan tahun. Sejak Juli 2016, amalan indonesia menjadi perusahaan pertama di Asia yang mendapatkan akreditasi dari International Association of Professional Debt Arbitrators (IAPDA).

Daftar Sekarang