Ini Dia 4 Refleksi Finansial yang Wajib Dilakukan di Akhir Tahun

Finley Susanto

Apa saja yang sudah Anda siapkan untuk menyambut Cara bebas utang sebelum akhir tahuntahun baru? Pasti acara berkumpul dengan keluarga atau teman terdekat sudah menjadi salah satunya. Begitu banyak acara, rencana, maupun momen tertentu yang dipersiapkan agar tahun baru bisa disambut dengan lebih menarik dan bermakna, bukan? Namun, sudahkah Anda mencoba untuk melakukan refleksi finansial di akhir tahun? Jadikan kesempatan ini agar Anda dapat melihat lagi apa saja yang sudah berhasil Anda capai, dan langkah apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki segala kesalahan yang dilakukan selama setahun terakhir.  Mari mulai untuk melakukan refleksi finansial pada 5 poin berikut: 

Sudahkah Anda Mengalokasikan Uang Bulanan dengan Disiplin?

Untuk melakukan refleksi finansial bagian ini, Anda bisa memulainya dengan mengingat-ingat apakah penghasilan yang didapat setiap bulan sudah cukup dan masih dapat ditabung, atau justru tidak pernah cukup? Ada dua kemungkinan mengapa alokasi uang bulanan tidak pernah cukup: gaji yang memang kurang mencukupi, atau justru Anda yang kurang disiplin dalam menggunakan uang tersebut. Jika memang penghasilan Anda kurang mencukupi, maka mungkin Anda bisa mempertimbangkan untuk mencari pekerjaan baru/meminta kenaikan gaji, langkah lain yang bisa Anda lakukan adalah mencari penghasilan tambahan. Beberapa contoh yang bisa Anda lakukan adalah dengan menjual barang bekas, peka terhadap bisnis musiman, atau mungkin dengan menjadi freelancer. (Baca juga: Manfaatkan Program Referral sebagai Penghasilan Tambahan)

Bebas utang di awal tahun baruJika alokasi uang bulanan Anda selalu tidak cukup karena kurang disiplin maka yang perlu diperbaiki adalah kebiasaan Anda dalam berbelanja. Jika selama ini Anda sering berbelanja secara impulsif karena godaan promo diskon di sana-sini, maka ada baiknya Anda menahan hal tersebut. Tidak adanya sifat disiplin ke diri sendiri dalam mengalokasikan uang bulanan hanya akan membuat merasa Anda selalu kekurangan, dan hidup menjadi tidak nyaman, bukan? Mulailah tahun baru dengan mengurangi kebiasaan buruk ini, dan mulailah menumbuuh-kembangkan kebiasaan baik seperti menabung. (Baca juga: Tips Agar Tidak Boros Saat Berbelanja di Bazar/Pameran)

Sudahkah Anda Berdamai dengan Kemampuan Finansial yang Anda Miliki?

Salah satu penyebab kebiasaan berbelanja dan hidup dengan konsumtif adalah karena seseorang seringkali
 berasumsi bahwa dirinya mampu menjalani gaya hidup yang ia inginkan. Padahal seharusnya ia harus melihat lagi sampai sejauh mana kemampuan finansial yang ia miliki. Jika Anda termasuk menjadi salah satu di antaranya, maka Anda harus mampu sadar diri akan kemampuan Anda. Miliki sikap sadar diri akan kemampuan penghasilan bulanan yang mampu Anda dapatkan dengan kontrol dalam berbelanja yang Anda lakukan. Jujurlah dengan kemampuan Anda sendiri, dan tentu saja jangan lupa bersyukur dengan kemampuan yang Anda miliki. 

Saat memiliki gaya hidup yang tinggi, biasanya godaan yang sering muncul adalah tekanan dari teman-teman sebaya (peer pressure). Jangan ragu untuk mengatakan menolak, saat teman-teman Anda mengajak untuk berbelanja atau makan di restoran mahal.  Untuk menyiasatinya, Anda dapat mengajak teman-teman untuk berkumpul di rumah saja, atau bahkan menunda untuk bertemu sampai Anda sudah memiliki arus kas yang stabil dan cukup. (Baca juga: Jenis Pengeluaran yang Harus Dikurangi)

Sudahkah Anda Mengalokasikan Dana Darurat selama Setahun Terakhir?

Dana darurat sering sekali menjadi hal yang tidak terlalu diperhatikan. Orang selalu beranggapan bahwa memiliki tabungan saja sudah cukup, tanpa perlu memperhatikan alokasi dana darurat. Biasanya dana ini dicampur dengan tabungan tanpa ada batasan. Padahal, jika Anda tidak memisahkan dana darurat dengan tabungan, kemungkinan Anda untuk menggunakan tabungan dan dialokasikan untuk berbelanja sangatlah besar. Seringkali saat tidak sadar, Anda beranggapan masih memiliki banyak dana tabungan yang bisa dimanfaatkan untuk berbelanja. Faktanya, dana tersebut sebenarnya adalah sisa dana darurat yang seharusnya disimpan jika ada kebutuhan mendesak. 

Sudahkah Anda Bijak Menggunakan Kartu Kredit? 

Cermat menggunakan kartu kredit agar tidak menjadi beban utangMemiliki kartu kredit bukan berarti Anda harus menggunakan kartu tersebut sebagai metode pembayaran sehari-hari. Meskipun saat ini Anda memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap, namun bukan berarti Anda harus menggunakan kartu kredit sampai batas maksimal. Tidak adanya kontrol dalam menggunakan kartu kredit dapat membuat Anda terjerat dalam utang, yang tentu saja sangat tidak mengenakkan. Ketidakmampuan dalam membayar tagihan kartu kredit nantinya dapat membuat Anda lebih tertekan karena adanya kejaran dari debt collectors. Maka dari itu, selagi masih ada waktu, ada baiknya Anda memanfaatkan kesempatan yang ada dengan menggunakan kartu kredit dengan lebih bijak. Mulailah tahun baru dengan kebiasaan baru yaitu dengan selalu menggunakan uang tunai dan kartu debit, untuk menghindari penggunaan kartu kredit. 

Selalu Ada Jalan Keluar untuk Semuanya ...

Jika refleksi di atas masih banyak yang belum Anda lakukan, jangan khawatir sebab masih ada jalan keluar yang dapat Anda lakukan untuk memperbaiki semuanya. Hal ini dapat dijadikan PR untuk tahun baru agar Anda bisa lebih disiplin dalam menggunakan alokasi uang bulanan sehingga jauh dari sifat konsumtif. Jangan ragu juga untuk menurunkan standar hidup dengan lebih hemat . Anda bisa memulainya misalnya dengan memulai tahun baru dengan berangkat ke kantor menggunakan kendaraan umum, agar uang bisa lebih banyak ditabung dan dialokasikan ke pos lainnya. 

Satu hal lagi, jika Anda kurang bijak dalam menggunakan kartu kredit dan malah membuat Anda menjadi terjerat utang, masih ada jalan keluar untuk Anda. Saat ini Anda dapat memanfaatkan program manajemen utang yang disediakan amalan. Salah satu jasa yang disediakan dalam program manajemen utang ini adalah dengan menegosiasikan utang kartu kredit/KTA yang Anda miliki agar bisa mendapatkan keringanan. Mengapa bisa begitu? Sebab amalan sudah berpengalaman dalam melakukan negosiasi dan sudah memiliki relasi yang baik dengan pihak bank. Tidak hanya itu, konsultan amalan juga sangat paham akan kondisi finansial yang biasanya dialami oleh mereka yang terjerat utang. Jadi, Anda bisa mendapatkan saran kira-kira langkah apa yang sebaiknya Anda ambil agar lebih cepat terbebas dari utang beserta dengan sudut pandang baru agar hidup bisa lebih hemat dan lebih siap memulai awal yang baru. 

 

amalan international merupakan perusahaan manajemen utang berbasis teknologi pertama di Indonesia yang tercatat di OJK. amalan bekerja untuk peminjam dan bekerja sama mencari solusi terbaik dan terjangkau dengan pemberi pinjaman. Program manajemen utang amalan memanfaatkan teknologi dan data yang sah agar klien amalan bisa keluar dari jerat utang dengan lebih cepat, membayar bunga dan penalti yang lebih rendah. Selain program manajemen utang, amalan juga memiliki solusi refinancing yang mengganti utang lama yang memberatkan menjadi utang baru yang lebih ringan. Kantor amalan indonesia didirikan di Jakarta pada tahun 2015 dan telah berhasil membangun tim yang terdiri dari ahli restrukturisasi dan ahli IT dengan pengalaman puluhan tahun. Sejak Juli 2016, amalan indonesia menjadi perusahaan pertama di Asia yang mendapatkan akreditasi dari International Association of Professional Debt Arbitrators (IAPDA).

Daftar Sekarang