Saat Mencari Kerja: Startup atau Big Companies?

Finley Susanto

Peluang kerja saat ini semakin luas, Anda memiliki peluang besar untuk mencari kerja dan memilih jenis pekerjaan yang ada. Tentu saja untuk memanfaatkan kesempatan kerja yang semakin luas ini Anda harus melengkapi diri dengan dengan faktor-faktor pendukung lainnya, seperti memiliki profil LinkedIn yang menarik atau kemampuan berbahasa asing. 

Walaupun peluang kerja semakin besar, biasanya orang tetap mempertimbangkan kira-kira jenis pekerjaan seperti apa yang harus dicari. Beberapa waktu lalu kami pernah membahas mengenai hal tersebut, nyatanya memang lebih baik jika Anda mencari pekerjaan di tempat yang membuat Anda bisa lebih bisa berkembang, dapat memberikan kepuasan kerja, dan faktor-faktor lainnya. Pertanyaannya adalah kira-kira di perusahaan manakah Anda bisa mendapatkan kesempatan tersebut? Beberapa waktu terakhir Indonesia dipenuhi dengan gebrakan startup, yang terlihat mulai menjadi bertaring bersaing melawan para perusahaan besar yang telah beroperasi sejak lama. Kira-kira jenis perusahaan seperti apa yang bisa membantu Anda meraih target kesuksesan Anda? Startup atau big companies? Agar tidak penuh ragu, mari simak artikel berikut.

Bekerja di Startup atau Big Companies?

Seperti dilansir dari Techinasia yang mengutip Paul Graham, startup merupakan sebuah perusahaan yang didesain untuk berkembang dengan cepat. Beberapa startup ternama di Indonesia misalnya Gojek, Tokopedia, Traveloka, Berry Kitchen, dsb. Jenis bisnis ini seringkali dilirik oleh anak muda, tidak heran karena biasanya di dalamnya mengandung teknologi, dan banyak ide segar yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

 

Peran Besar dalam Membangun Perusahaan

Karyawan yang bekerja di startup memiliki peran dalam membangun perusahaan agar maju dan dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Untuk mencapai kesuksesan sebuah startup diperlukan dedikasi yang cukup tinggi, kesuksesan sebuah startup tidak bisa langsung dirasakan dalam sekejap mata. Seorang karyawan harus mau bersabar dan turut andil dalam membangun kesuksesan startup tempatnya bekerja. Tentu saja hal ini kurang cocok bagi mereka yang lebih suka bekerja dalam sebuah perusahaan yang sudah diakui kesuksesannya. 

Kekurangan dan kelebihan bekerja di startup

Bekerja dan Belajar Banyak Hal dalam Waktu Cepat

Karyawan yang bekerja di startup umumnya diisi oleh anak muda dengan ide yang lebih segar dan memiliki keterampilan dalam menggunakan internet dan teknologi terbaru. Umumnya mereka terbiasa untuk mencari tahu segala sesuatu melalui internet dan bekerja dengan lebih cepat. Tidak jarang karyawan diharuskan untuk mempelajari banyak hal dalam satu waktu, bahkan proses belajar pun dilakukan saat mempraktikan proyek yang dikerjakan. Terlepas dari proses belajar, karyawan yang bekerja di sebuah startup juga harus terbiasa dengan proses pengambilan keputusan yang cepat. Maka dari itu, diperlukan sifat yang cekat dan cepat tanggap dalam bekerja dan menanggapi masalah.

Kenal dengan Seluruh Karyawan dan Mudah Bertukar Pikiran dengan CEO

Jumlah karyawan yang biasanya sedikit membuat suasana kerja di startup jadi lebih dekat satu sama lain dan saling bergantung satu sama lain. Biasanya tim di startup lebih memiliki kerjasama yang baik karena sering terlibat bersama. Mereka sudah terbiasa untuk membangun sesuatu dari awal, dan bersama-sama menghadapi masalah agar perusahaan tetap berdiri dan bergerak maju dalam beberapa tahun ke depan. Setiap orang yang bekerja dalam sebuah startup memiliki andil besar dalam memajukan perusahaan. Selain itu, karena faktor kedekatan hubungan satu sama lain, karyawan yang bekerja di startup cenderung lebih mudah untuk saling bertukar-pikiran dan menyuarakan pendapat antara divisi satu dan divisi lainnya, maupun antara karyawan dan CEO perusahaan.

Tingkat Keberhasilan Startup Digital Indonesia Masih Cukup Rendah

Terlepas dari itu semua, masih ada faktor lain yang diperhitungkan jika ingin bekerja di sebuah startup. Mengingat umurnya yang seringkali masih muda, tingkat keberhasilan startup biasanya masih diragukan. Berdasarkan informasi yang dilansir dari Okezone, Deputi Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Hari Sungkari, menyatakan bahwa tingkat keberhasilan startup digital di Indonesia dinilai masih cukup rendah. Selain itu Beliau menambahkan bahwa untuk  skala global, failure rate sebuah startup masih tinggi sekira 90 persen, nilai yang sama juga berlaku di Indonesia. Faktor inilah yang mungkin saja menjadi pertimbangan seseorang yang masih ragu untuk bekerja dalam sebuah startup.

 

Bekerja di Big Companies 

Kelebihan dan kekurangan bekerja di perusahaan besar

Berbeda dengan bekerja di startup, tentu saja big companies lebih memberikan faktor kepastian yang cenderung lebih tinggi. Investor serta ranah bisnis yang dijalankan perusahaan sudah lebih jelas dan terarah.

Cenderung Memelihara dan Mengembangkan Perusahaan

Karyawan yang masuk dan bekerja dalam big companies seringkali lebih fokus dalam aktivitas memelihara dan mengembangkan perusahaan saja. Mereka tidak perlu repot-repot membangun dari bawah. Budaya perusahaan dan SOP juga sudah jelas, berbeda dengan sebuah startup yang benar-benar membangun semuanya dari awal. Karyawan sudah tahu persis apa yang menjadi tujuan perusahaan dan cara apa yang dilakukan untuk meraih hal tersebut. 

Fokus dalam Satu Deskripsi Pekerjaan

Jika Anda adalah jenis orang yang lebih senang fokus dalam satu hal saja, maka bekerja di big companies merupakan keputusan yang tepat. Perusahaan-perusahaan seperti ini lebih senang jika Anda benar-benar piawai dalam satu bidang saja. Anda tidak perlu menjadi orang yang multi-tasking seperti mereka yang bekerja di startup. Deksripsi pekerjaan Anda juga sudah jelas dan tuntutan untuk mampu bekerja dan mempelajari hal lain yang berseberangan dengan kemampuan Anda juga relatif lebih rendah. 

Belum Tentu Kenal Lintas Divisi dan CEO

Tingginya jumlah karyawan di big companies, membuat antara divisi dan divisi lain seringkali tidak terlalu akrab. Proses saling tukar pikiran juga lebih banyak dilakukan dengan sesama divisi saja. Jangan harap untuk bertukar pikiran dengan CEO perusahaan, bertemu saja belum tentu sering. Tingginya strata yang terdapat dalam perusahaan membuat jarak yang cukup besar antara atasan dan bawahan. Jadi, karyawan hanya perlu mengerjakan apa yang sudah diberikan saja. Namun begitu, karyawan tetap dapat bertukar pikiran dengan sesama atau atasan langsungnya.  

Proses Pengambilan Keputusan Terjerat Birokrasi

Berbeda dengan startup yang proses pengambilan keputusannya sangat cepat, bekerja dalam big companies membutuhkan birokrasi yang cenderung lebih rumit. Setiap keputusan yang diambil harus melalui persetujuan atasan dan seringkali harus disetujui lintas divisi yang terkait. Anda harus benar-benar mempertimbangkan langkah yang diambil, dan proses untuk mendapatkan persetujuan bisa lebih lama. Perbedaan ini tentunya cukup mencolok mengingat seringkali karyawan juga harus berani mengambil keputusan di sebuah startup. 

 

Jadi, Lebih Baik Bekerja Di Mana?

Setelah melihat dari kelebihan dan kekurangan masing-masing, Anda dapat melihat kembali mana yang cocok dengan kemampuan dan karakteristik Anda. Sebenarnya kedua jenis perusahaan tersebut sama-sama memiliki peluang untuk memberikan Anda kepuasan kerja dan kesempatan untuk mengembangkan diri Anda. Namun, jangan sampai salah memilih karena jika Anda merasa tidak cocok maka Anda akan lebih sulit berkembang dan beradaptasi dengan budaya masing-masing perusahaan. Misalnya begini, jika Anda adalah tipe orang yang lebih senang berpikir out-of-the box, senang dengan arus kerja yang cepat, dan bersedia mempelajari banyak hal dalam waktu yang bersamaan, maka bekerja di sebuah startup merupakan pilihan yang tepat. 

Di sisi lain, jika Anda lebih suka bekerja fokus dalam keahlian yang Anda miliki, hidup dalam peraturan perusahaan dan SOP yang jelas serta terstruktur, maka bekerja di big companies adalah jawaban yang tepat. Tentu saja bekerja di big companies lebih cocok bagi Anda yang lebih menyukai kepastian, karena risiko kegagalan big companies terang saja lebih kecil dibandingkan sebuah startup yang setiap hari harus berhadapan dengan banyak kemungkinan untuk gagal. Sekali lagi, sesuaikan jenis perusahaan dengan kepribadian, gaya bekerja, dan kebutuhan Anda agar Anda bisa beradaptasi dengan cepat dan meraih kesuksesan sesuai dengan yang sudah Anda targetkan. 

Referensi:

https://medium.com/the-year-of-the-looking-glass/start-ups-versus-big-companies-f275800e78e5#.fpweuly1s 

https://www.themuse.com/advice/startup-or-corporate-which-is-better-for-your-career 

http://techno.okezone.com/read/2016/10/03/207/1505060/tingkat-kegagalan-startup-indonesia-masih-tinggi   
{{cta('9cb18550-ca4e-4058-ad04-55b907b7c0c3','justifycenter')}}

amalan international merupakan perusahaan manajemen utang berbasis teknologi pertama di Indonesia yang tercatat di OJK. amalan bekerja untuk peminjam dan bekerja sama mencari solusi terbaik dan terjangkau dengan pemberi pinjaman. Program manajemen utang amalan memanfaatkan teknologi dan data yang sah agar klien amalan bisa keluar dari jerat utang dengan lebih cepat, membayar bunga dan penalti yang lebih rendah. Selain program manajemen utang, amalan juga memiliki solusi refinancing yang mengganti utang lama yang memberatkan menjadi utang baru yang lebih ringan. Kantor amalan indonesia didirikan di Jakarta pada tahun 2015 dan telah berhasil membangun tim yang terdiri dari ahli restrukturisasi dan ahli IT dengan pengalaman puluhan tahun. Sejak Juli 2016, amalan indonesia menjadi perusahaan pertama di Asia yang mendapatkan akreditasi dari International Association of Professional Debt Arbitrators (IAPDA).

Daftar Sekarang