Tips Memulai dan Mengembangkan Startup

Finley Susanto

Minggu lalu kami telah membahas tentang beberapa wirausahawan muda dari Indonesia, yang sukses memulai startup-nya. Seperti dilansir dari Techinasia yang mengutip Paul Graham, startup merupakan sebuah perusahaan yang didesain untuk berkembang dengan cepat. Beberapa startup ternama di Indonesia misalnya Gojek, Tokopedia, Traveloka, Berry Kitchen, dsb. Jenis bisnis ini seringkali dilirik oleh anak muda, tidak heran karena biasanya di dalamnya mengandung teknologi, dan banyak ide segar yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Bagi Anda yang ingin mencoba untuk berkembang di bidang ini, ada baiknya untuk menyimak artikel kali ini mengenai tips memulai dan mengembangkan startup. Kami akan memberikan beberapa poin yang bisa Anda manfaatkan untuk memulai serta mengembangkan bisnis startup Anda.

Memulai Startup

Bagi Anda yang baru saja ingin memulai bisnis, mungkin sudah memiliki banyak ide di kepala untuk dikembangkan. Ide yang menimbun di kepala pada dasarnya harus dikeluarkan dan didiskusikan dengan mitra Anda, dari situ Anda bisa lebih mengetahui di mana saja kekurangan yang perlu ditambahkan. Agar lebih paham mengenai poin apa saja yang perlu dipikirkan sebelum memulai bisnis, Anda bisa menggunakan Business Model Canvas yang diciptakan oleh Alexander Osterwalder & Yves Pigneur. Model bisnis ini dijelaskan melalui 9 blok yang menunjukkan logika cara menghasilkan keuntungan dari bisnis yang hendak Anda jalankan. Kanvas ini bisa Anda gunakan sebagai blueprint dari strategi yang selanjutnya dapat diimplementasikan melalui struktur organisasi, proses, dan sistemnya. Di bawah ini adalah kanvas model bisnis tersebut.Kiat sukses memulai startup dari awal

Cara menggunakan kanvas ini cukup mudah, Anda bisa mencetaknya dalam ukuran besar dan memasangnya di ruangan kerja/kamar, lalu tempelkanlah kertas post-it  untuk setiap ide yang Anda dapatkan di dalam kotak-kotak yang tersedia sesuai dengan kategorinya. Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai 9 blok / kategori di dalamnya, simak poin-poin berikut beserta aplikasi dalam contoh Business Model Canvas Apple iPod/iTunes:

Model bisnis Apple iTunes dalam mengembangkan bisnis startup

  1. CS / Customer Segments
    Di blok ini, Anda harus tahu siapa yang menjadi siapa konsumen Anda, dan mengapa mereka mau membeli produk Anda. Ketahui di mana konsumen Anda berada, karakteristik sosialnya, demografisnya. Sederhananya, Anda harus tahu dengan jelas berapa umur mereka, jenis kelamin, mayoritas tempat tinggal, kebiasaan, hobi, SES (social economic status), dll. Konsumen bisa dibagi dalam beberapa jenis, tidak melulu harus 1 target unik/niche market, bisa saja menyasar pada segala jenis konsumen (mass market). 
    Pada kasus Apple iPod/iTunes, mereka menyasar semua kalangan sehingga CS-nya adalah mass market.

  2. VP / Value Propositions
    Anda harus tahu apa nilai lebih dari produk/jasa yang akan Anda jual, satu hal yang lebih sering dilirik adalah jika produk/jasa Anda dapat menyelesaikan masalah yang ditemui konsumen pada aktivitas sehari-harinya. Tidak menutup kemungkinan bagi nilai lainnya, yakni: produk/jasa Anda baru dan belum pernah ada, bisa dipesan sesuai keinginan konsumen, desain yang unik, harga miring, mudah digunakan, dll.
    Melihat kanvas Apple iPod/iTunes, nilai yang ditawarkan adalah “seamless music experience”, para konsumen bisa menikmati ribuan musik dengan kualitas suara yang terbaik di bidangnya.

  3. CH / Channels
    Blok ini menjelaskan bagaimana agar produk/jasa yang Anda jual bisa sampai ke tangan/digunakan langsung oleh pelanggan. Saluran distribusi saat ini bisa berupa situs, toko resmi, mobile app, menyalurkan ke berbagai toko, dll.
    Apple iPod/iTunes memanfaatkan beberapa saluran untuk menjual produknya, yakni: Apple stores (toko resmi Apple), toko-toko distributor resmi Apple, serta produknya pun juga bidsa didapat di situs resminya,
    www.apple.com

  4. CR / Customer Relationships
    Anda harus mengetahui bagaimana agar bisa mendapat, menjaga, dan bahkan meningkatkan konsumen. Di sini Anda harus tahu bagaimana caranya untuk terus memiliki update terkini tentang keinginan konsumen, membuat konsumen mau melakukan sesuatu bagi Anda, dan tentu saja mau terus menerus membelanjakan uangnya untuk membeli produk/jasa Anda. Anda harus mampu membentuk loyalitas pelanggan dan menjaga hubungan baik, bisa dengan promosi, produk baru, dll.

    Pada kasus Apple iPod/iTunes, konsumen Apple cenderung mencintai produk tersebut karena saat itu belum ada produk serupa yang memberikan kenyamanan untuk mendengarkan musik dengan pilihan lagu yang begitu banyak. Selain itu, meskipun harganya cenderung mahal, para konsumen bisa merasakan nilai kegunaan yang cukup tinggi, sehingga tidak perlu menyesal telah mengeluarkan banyak  uang untuk membeli produk Apple iPod/iTunes.
  5. R$ / Revenue Streams
    Aktivitas terpenting tentu saja mendapatkan penghasilan tambahan dari produk/jasa yang Anda tawarkan. Kira-kira dari mana saja sumber keuntungan yang bisa didapat, serta langkah apa yang harus dilakukan untuk menambah penjualan. Misalnya, dengan memberikan barang gratis tiap pembelian tertentu, memberikan barang gratis melalui akun sosial media (sekarang sering dikenal dengan nama giveaway), memberikan biaya langganan agar konsumen bisa mendapatkan layanan lebih banyak.
    Tidak hanya memanfaatkan penjualan produk Apple iPod/iTunes saja, tapi mereka juga menjual jutaan lagu di dalam iTunes, dari sini para pengguna bisa membeli lagu secara satuan atau langsung satu album.

  6. KR / Key Resources
    Key resources  adalah aset-aset yang diperlukan agar bisnis dapat berjalan. Sumber daya ini dapat dilihat (tangible) ataupun tidak terlihat (intangible). Beberapa contoh didalamnya seperti yang bersifat fisik seperti gedung/toko, sumber daya manusia, kekayaan intelektual seperti brand dari produk/jasa, serta dana yang harus terus ada untuk modal usaha.
    Pada contoh Apple iPod/iTunes, sumber daya utamanya yakni sumber daya manusia, brand dari produk Apple, mesin untuk membuat iPod, serta izin yang diperlukan untuk memproduksi.

  7. KA / Key Activities
    Blok ini menjelaskan hal-hal paling penting yang harus dilakukan agar model bisnis bisa berjalan, jenis aktivitas ini bisa dikategorikan menjadi 3 jenis: produksi produk, memberikan solusi untuk masalah (problem solving, biasanya untuk perusahan konsultan), dan membentuk platform/jaringan (misalnya perusahaan situs marketplace harus secara berkelanjutan mengembangkan situsnya agar lebih mudah digunakan).
    Aktivitas kunci yang berada dalam Apple iPod/iTunes misalnya desain produk dan aktivitas pemasaran untuk memasarkan produknya.
  8. KP / Key Partnerships
    Di sini Anda harus mengetahui kira-kira pihak mana saja yang bisa menjadi mitra dalam membangun produk/jasa yang Anda jual. Pada praktiknya, Apple iPod/iTunes bekerja sama dengan perusahaan produsen musik, misalnya Universal Music Studio, Warner Music, dll. Selain itu mereka juga bekerja sama dengan Original Equipment Manufacturer (OEM), yakni perusahaan-perusahaan yang turut memberikan produksi dalam mesin iPod serta perusahaan-perusahaan produsen aksesoris yang telah ditunjuk sebagai aksesoris resmi oleh Apple.

  9. C$ / Cost Structure
    Cost Strutcture menjelaskan semua biaya yang dikeluarkan dalam operasi bisnis. Anda harus mengetahui mana biaya yang paling penting, biaya yang paling mahal, aktivitas kunci apa yang perlu diprioritaskan sehingga kucuran dana dapat dialihkan dengan lebih tepat.
    Bagi Apple iPod/iTunes, biaya terbesarnya dikeluarkan untuk membayar karyawan (SDM), produksi produk, dan biaya untuk memasarkan/menjual produknya.

 

Mengembangkan Startup

Setelah mengetahui bagaimana cara-cara untuk memulai sebuah bisnis, Anda bisa coba mempraktikannya. Sesaat setelah bisnis Anda telah berjalan lancar dan memiliki transaksi yang lumayan menjanjikan, Anda dapat lanjut ke langkah berikutnya, yaitu dengan mencari pendanaan agar bisnis Anda bisa lebih berkembang lagi. Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda gunakan untuk mengembangkan startup Anda.

Mencari Pendanaan

Hal terpenting untuk mengembangkan startup tentu saja dengan mendapatkan pendanaan agar bisnis bisa berkembang sesuai dengan apa yang Anda rencanakan. Bagi para wirausahawan yang bergelut di dunia startup  mungkin sudah tidak asing lagi mendengar istilah “seed funding”, berdasarkan definisi yang didapat dari Techinasia, seed funding adalah istilah bagi startup yang mendapat pendanaan tahap awal atau untuk kali pertama sebelum seri pendanaan berikutnya. Saat ini, besaran seed funding  di Indonesia berkisar antara Rp 500 juta - 1,5 miliar.

Permasalahannya, sudah tahukah ke mana Anda harus bergerak mencari pendanaan? Berikut adalah contoh-contoh sumber pendanaan yang bisa dilakukan.

Venture Capital

Venture capital adalah perusahaan yang berisi sekelompok investor, yang mempercayakan dananya untuk dijadikan modal bagi perusahaan startup yang ingin berkembang. Nantinya, venture capital bisa mendapatkan saham, yang dalam beberapa tahun ke depan setelah bisnis berjalan dapat mereka jual. Seiring perkembangan sebuah startup, biasanya sebuah venture capital juga memiliki hak untuk bersuara agar bisnis tersebut bisa berkembang.

Beberapa venture capital juga memperlengkapi startup yang ditunjuknya dengan program inkubator. Program ini biasanya memiliki banyak pelatihan, pengusaha startup pun bisa langsung dipertemukan dengan berbagai mentor yang mampu memberikan masukan bagi mereka dalam diskusi-diskusi. Selain itu, ada juga beberapa venture capital yang juga menyediakan coworking space agar startup memiliki kantor fisik untuk aktivitas operasional sehari-hari.  

Bagaimana cara agar proposal bisnis Anda bisa diterima oleh venture capital? Tentu saja jika startup Anda bisa menunjukkan adanya transaksi yang cukup baik. Venture capital tentu saja tidak mau sembarangan menaruh investasi, jadi sebisa mungkin tunjukkan seberapa jelas rencana bisnis Anda dan bagaimana transaksi yang sudah berjalan beberapa waktu terakhir. Beberapa contoh venture capital di Indonesia misalnya Skystar Ventures, East Ventures, Ideosource, dan masih banyak lagi.

 

Angel Investor

Angel investor untuk membantu mengembangkan bisnis AndaMengutip dari salah satu artikel The Wall Street Journal, angel investor adalah investor perseorangan yang mapan dan bersedia untuk menyuntik dana bagi sebuah startup, bahkan saat masih berada di tahap awal. Tidak sembarangan orang bisa menjadi angel investor, sebab biasanya investor tersebut harus sudah terakreditasi.

Berbeda dengan venture capital yang lebih tertarik melihat bisnis yang sudah berjalan dan memiliki transaksi, bukan tidak mungkin jika seorang angel investor bersedia untuk mendanai sebuah startup meskipun bisnis tersebut masih benar-benar berada di tahap awal. Saat ini di Indonesia telah berdiri sebuah asosiasi berkumpulnya para angel investor di Indonesia, yakni ANGIN (Angel Investment Network Indonesia), yang berada di bawah naungan GEPI Indonesia.  

 

Menggunakan Pinjaman dari Bank

Opsi lain yang bisa Anda lakukan adalah dengan mengajukan pinjaman ke pihak bank. Bentuk pinjaman bisa berupa Kredit Usaha Rakyat atau KTA. Satu hal yang perlu diingat tentu saja karena adanya bunga dibalik pinjaman dari bank. Jika Anda tidak benar-benar memperhitungkan dengan cermat, bisa-bisa Anda malah terlilit utang. Baca selengkapnya tentang menggunakan pinjaman bank untuk mengembangkan Bisnis di sini.

 

Aktif dalam Aktivitas yang Mengedukasi Anda tentang Startup

GEPI Indonesia

Gerakan yang mendukung perkembangan startup di Indonesia saat ini telah dipionir oleh GEPI Indonesia, yang didirikan pada Januari 2011. GEPI Indonesia menyediakan program inkubasi yang bisa digunakan para peserta untuk memperlengkapi dirinya dengan berbagai keahlian dasar yang diperlukan untuk mengembangkan startup-nya.

 

Startup Weekend

Acara Startup Weekend merupakan ajang kompetisi sekaligus praktik langsung membentuk startup yang diadakan selama 3 hari, melalui acara ini para peserta akan terjun langsung merasakan praktik dalam membangun relasi, mengumpulkan ide, dan menuangkannya dalam satu rencana bisnis yang nantinya akan dipresentasikan. Startup Weekend diadakan oleh Techstar dari Amerika Serikat, namun saat ini telah berkembang diadakan di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Selain dinilai oleh para juri, peserta juga akan mendapatkan mentor dari para praktisi di bidangnya.

 

Belajar Online di Udacity 

Proses belajar memang tidak ada hentinya, tentu saja Anda juga harus terus melengkapi diri dengan ilmu baru, bukan? Salah satu kursus online yang kami rekomendasikan adalah dengan mengikuti salah satu kursus yang disediakan oleh Udacity tentang cara membangun Startup. Tidak hanya itu, Anda pun dapat mengikuti berbagai jenis kursus lintas bidang di situs resmi Udacity.

Sumber:

http://www.techrepublic.com/article/funding-your-startup-crowdfunding-vs-angel-investment-vs-vc/
http://www.wsj.com/articles/SB10001424052702303491304575188420191459904
https://id.techinasia.com/istilah-startup-yang-perlu-anda-ketahui
http://blog.amalan.id/ingin-menggunakan-pinjaman-bank-untuk-mengembangkan-bisnis-anda-baca-ini-dulu
https://www.gepi.co/class  
http://startupweekend.org/
https://www.udacity.com/course/how-to-build-a-startup--ep245
amalan international merupakan perusahaan manajemen utang berbasis teknologi pertama di Indonesia yang tercatat di OJK. amalan bekerja untuk peminjam dan bekerja sama mencari solusi terbaik dan terjangkau dengan pemberi pinjaman. Program manajemen utang amalan memanfaatkan teknologi dan data yang sah agar klien amalan bisa keluar dari jerat utang dengan lebih cepat, membayar bunga dan penalti yang lebih rendah. Selain program manajemen utang, amalan juga memiliki solusi refinancing yang mengganti utang lama yang memberatkan menjadi utang baru yang lebih ringan. Kantor amalan indonesia didirikan di Jakarta pada tahun 2015 dan telah berhasil membangun tim yang terdiri dari ahli restrukturisasi dan ahli IT dengan pengalaman puluhan tahun. Sejak Juli 2016, amalan indonesia menjadi perusahaan pertama di Asia yang mendapatkan akreditasi dari International Association of Professional Debt Arbitrators (IAPDA).

Daftar Sekarang